Jepangbasah – Suatu hari, hidup tenang Raka berubah ketika istrinya, Karen Yuzuriha, diumumkan sebagai sekretaris pribadi presiden direktur di perusahaan tempat mereka bekerja. Sebuah posisi bergengsi yang hanya bisa diduduki oleh orang dengan dedikasi dan kecerdasan luar biasa—semua kualitas yang Raka tahu dimiliki Karen. Namun, kebanggaan itu perlahan berubah menjadi bayang-bayang cemburu. Setiap pagi saat Karen berdandan lebih rapi, mengenakan parfum favoritnya, dan tersenyum sambil memeriksa ponsel, hati Raka terasa sesak. Ia mulai mencurigai setiap lembur dan rapat mendadak, takut ada sesuatu di balik profesionalisme yang tak ia sangkal itu.
Karen, yang awalnya senang bisa berbagi pencapaian dengan suaminya, mulai merasakan jarak yang tidak ia mengerti. Ia mendapati Raka lebih pendiam, sering menghindari tatapan matanya, dan kerap bertanya tentang sang presdir dengan nada dingin. Suatu malam, ia memberanikan diri untuk bertanya, dan akhirnya Raka mengakui ketakutannya kehilangan Karen pada dunia yang lebih tinggi, lebih cemerlang. Dengan lembut, Karen menggenggam tangan Raka dan berkata, “Aku bekerja keras bukan untuk menjauh darimu, tapi agar kita bisa berjalan sejajar.” Kata-katanya menenangkan, menyadarkan Raka bahwa rasa cemburunya tak lebih dari ketidakamanan yang tak perlu—dan bahwa cinta yang tumbuh dari saling percaya tak akan mudah tergoyahkan.
