jepangbasah – Meguri tinggal bersama suaminya di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota, tempat yang mereka warisi dari orang tua sang suami. Setelah ibu mertuanya meninggal dunia, ayah mertuanya pun tinggal bersama mereka agar tak hidup sendiri. Suaminya bekerja hampir setiap hari hingga larut malam, meninggalkan Meguri menjalani hari-harinya dengan rutinitas rumah tangga yang sepi. Di tengah kesunyian itu, Meguri mulai sering berbicara dengan ayah mertuanya—mengenai masa lalu, kehidupan, bahkan harapan-harapan kecil yang dulu tak pernah berani ia ucapkan. Meguri menemukan bahwa pria tua itu bukan hanya bijak, tapi juga perhatian dan sabar, hal-hal yang mulai memudar dalam hubungannya dengan suami.
Hari demi hari, hubungan mereka menjadi semakin akrab. Tidak pernah ada sentuhan yang melampaui batas, namun perhatian dan kata-kata hangat yang ia terima perlahan mengisi ruang kosong di hatinya. Meguri merasa bersalah karena hatinya mulai menggantungkan kenyamanan pada seseorang yang tidak seharusnya ia jadikan sandaran. Namun di balik rasa bersalah itu, ia juga mulai menyadari apa yang sebenarnya ia rindukan dalam pernikahannya—kedekatan emosional, didengarkan, dan dihargai. Hubungan itu menjadi cermin bagi Meguri untuk menghadapi kenyataan rumah tangganya dan membuat keputusan penting demi masa depannya, termasuk harapan terbesarnya: menjadi seorang ibu.
