jepangbasah – Uno Kanaya, Tanteku, adalah wanita yang cantik dan seksi, tapi sering terlihat murung akhir-akhir ini. Hubungannya dengan suaminya, pamanku, tampak dingin dan hambar—jarang berbicara, apalagi tertawa bersama. Saat aku sering berkunjung untuk membantu pekerjaan rumah atau sekadar menemani, perlahan aku melihat sisi lain dari dirinya: perhatian, hangat, dan haus akan seks. Entah sejak kapan, tatapan mata kami mulai berubah—lebih lama dari seharusnya, lebih dalam dari yang bisa dijelaskan.
Kami tak pernah membicarakan perasaan itu secara langsung, tapi dari cara kami saling menatap, tertawa kecil di sela obrolan, atau bahkan diam bersama di ruang tamu, ada sesuatu yang nyata di antara kami. Aku tahu ini salah, dia pun tahu. Tapi justru karena itu kami merahasiakan segalanya, membiarkan hubungan ini tumbuh dalam bayang-bayang ketidakpastian. Tanpa sepengatahuan pamanku, kami menjalani kebersamaan yang tak seharusnya ada—tenang, manis, tapi juga penuh rasa bersalah yang tak bisa kami tolak.
